Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘Jaga kebersihan sejak dini’

Perempuan sangat dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan Mrs.V.
“Selalu menjaga kebersihan vagina dengan cara yang tepat akan mencegah timbulnya penyakit dan masalah pada daerah kemaluan dan organ reproduksi wanita,” tutur dr. Roni Rowawi Sp.O.G. dari KSM/Bag. Obstetri dan Ginekologi RS Immanuel Bandung.

Berikut tips dari Roni Rowawi sebagai pegangan perempuan dalam menjaga kesehatan organ intim.
1. Penggunaan pembersih seperti air sirih atau vaginal douche (pembersih vagina) sebenarnya boleh dilakukan. Namun tidak setiap hari. Periode yang diperbolehkan adalah satu minggu sekali. Penggunaan cairan pembersih setiap hari akan mengganggu flora normal dalam kemaluan, yaitu kuman doderleins yang menghasilkan asam untuk menjaga keseimbangan pH vagina. Bila kuman ini mati, terjadi gangguan keseimbangan, sehingga pH menjadi basa. Ini menyebabkan infeksi kuman mudah berkembang.

2. Sedangkan penggunaan deodoran, sabun antiseptik yang keras, atau cairan pewangi (parfum) untuk menghilangkan bau di daerah kewanitaan tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan iritasi, bahkan infeksi vagina (vaginitis). Begitu juga bedak. Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah terselip di sana-sini dan akhirnya mengundang jamur dan bakteri untuk bersarang.

3. Cara bercebok atau membasuh vagina yang benar dimulai dari arah depan ke belakang, jangan sebaliknya. Jarak antara lubang pengeluaran (anus), lubang kemaluan dan saluran kencing sangat dekat, bila kita membasuh vagina dari arah belakang ke depan kotoran yang berasal dari anus akan masuk ke saluran kencing dan vagina.

4. Ajari anak perempuan Anda memerhatikan kebersihan vaginanya menjelang pubertas atau saat haid pertama kali. Beri ia celana dalam yang tidak terlalu ketat, agar tidak menekan otot vagina yang membuat vagina terlalu lembab. Kondisi terlalu lembab akan menyebabkan bakteri dan jamur mudah berkembang biak dan menimbulkan bau tidak sedap. Gunakan celana dalam berbahan katun, agar menyerap keringat. Jangan gunakan bahan sintetis seperti nilon.

5. Hindari pemakaian celana panjang atau jins yang terlalu ketat dan terlalu lama. Pori-pori kain yang sangat rapat dapat mengganggu sirkulasi udara di daerah tersebut. Pilihlah rok atau celana bahan nonjins agar sirkulasi udara di sekitar organ intim bergerak leluasa.

6. Bila kita kurang memerhatikan kebersihan, dalam jangka pendek akan menimbulkan keputihan yang bersifat tidak normal akibat bakteri, virus dan jamur. Akibat jangka panjang adalah infeksi di daerah vagina ke atas, yaitu rahim dan organ kandungan sehingga menyebabkan infeksi kandungan bagian atas. Infeksi bisa menimbulkan gangguan pada kesuburan reproduksi.

7. Makanlah sesuai porsi dan memenuhi kandungan gizi agar daya tahan tubuh selalu terjaga baik dan hindari stress.

8. Ganti sanitary napkin, seperti pantyliner sesering mungkin, terutama setelah Anda buang air kecil atau sedang mengalami keputihan.

9. Saat berada di toilet umum, hindari menggunakan air yang berada di bak atau ember. Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70 persen jamur candida albicans. Sedangkan air yang mengalir dari kran di toilet umum mengandung kurang lebih 10 -20 persen.

10. Pada wanita menjelang menopause jika merasakan nyeri saat hubungan, gunakanlah cairan pelicin berbentuk jeli.

11. Sebagai tambahan pengetahuan, Mrs. V terkadang mengeluarkan cairan yang disebut keputihan. Keputihan masih normal bila berwarna jernih atau putih kekuningan , tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa gatal. Namun bila berwarna kuning kehijauan, berbau serta menimbulkan rasa gatal , dalam jumlah banyak, lama dan perdarahan setelah bersenggama, periksakan segera ke dokter kandungan.

Sumber : Pikiran Rakyat

Read Full Post »